top of page

Tuhan Itu Sederhana

  • Writer: Bimanda Dharma Sahara
    Bimanda Dharma Sahara
  • Jun 20, 2018
  • 2 min read

Updated: Mar 12, 2021

bukan, ini bukan sedang membahas agama kok

'Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu Walau kadang rumit dan membingungkan' -Joko Pinurbo, Kamus Kecil

mengutip puisi diatas, saya pun tertarik untuk mengulas sebuah kata yang menurut saya cukup menarik untuk dibahas dan didiskusikan. SEDERHANA. /sêdêrhana/

1. bersahaja; tidak berlebih-lebihan: hidupnya selalu --

2. sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, dsb): harga --

3. tidak banyak seluk-beluknya (kesulitan dan sebagainya); tidak banyak pernik; lugas: ia menerangkan dengan kalimat-


Tidak ada yang bermasalah sebenarnya dengan kata ini, artinya pun juga telah terdefinisikan dengan baik di KBBI. Namun yang menarik perhatian saya adalah bagaimana kekuatan makna dari kata tersebut sehingga ia selalu cocok digunakan dalam tulisan apapun. Ada sebuah perasaan yang campur aduk saat saya mendengar/membaca kata sederhana : haru, senang, bahkan merinding. seperti ada sebuah kekuatan transenden yang bisa menggetarkan dari dalam.



Kata sederhana sendiri diambil dari bahasa hindi yaitu साधारण • (sādhāraṇa) yang berarti sesuatu yang ada diantara dua hal yang saling berlawanan. Dengan kata lain kata sederhana dapat saya sandingkan dengan kata seimbang. Sederhana adalah kata yang tidak ‘konsisten’. sederhana bisa bermakna mudah, misal, kita orang dewasa sering melakukan hal-hal remeh temeh, kemudian berkata ‘bahagia itu sederhana’. Tapi sederhana akan menjadi sulit dijelaskan jika saya bertanya ‘bagaimana cinta yang sederhana ?’


Dalam berbagai kesempatan saya sering mendengar bahwa sederhana berarti menjadikan kebutuhan untuk tidak melebihi kemampuan. Jika benar, maka saya dapat berasumsi satu-satunya makhluk yang sederhana adalah Tuhan. Jikapun ada manusia yang sederhana pastilah dia nabi atau rasul. Karena maknanya begitu dalam, maka kita cenderung jarang menunjuk seseorang sebagai manusia yang sederhana. Bahkan jika saya boleh memberi hipotesis, manusia tersebut telah mencapai posisi tertingginya saat ia disebut sebagai manusia sederhana. setuju ?


Yah, begitulah kira-kira ulasan saya. Ternyata sederhana tidak sesederhana yang kita pikirkan jika kita maknai lebih. saya tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya akan ada pemaknaan yang lebih luas dan dalam tentang ini.

ความคิดเห็น


  • Instagram
  • LinkedIn
  • 77-behance-512
bottom of page